Gubenur DKI Jakarta Akan Menindak Tegas Parkir Liar Jakarta
Parkir Liar Marak di Jakarta, 1 Lokasi Dapat Rp50 Juta Per Hari
Parkir Liar yang semakin marak kota Jakarta membuat Gubenur DKI Jakarta geram. Memang Pejabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyerahkan tindakan dan penertiban parkir liar. Sebetulnya pihak kami telah menyerahkan masalah parkir ini kepada Dishub. Kemudian dia mengatakan meminta Dishub untuk menindaklanjuti masalah Marak Parkir Liar di Jakarta.
Baca Juga Kabar Terbaru: Kroasia Menang Adu Pinalti Hentikan Jepang
Heru Budi Hartono: Memarkir Sembarangan Akan Kami Tindak!!!
Saya sudah melakukan koordinasi ke Dishub untuk melakukan penertiban. Dan kemarin kita melihat Dishub sudah melakukan tugasnya. Kata Heru Budi ketika dalam Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur. Namun, Heru tidak menjelaskan secara jelas lokasi penertiban parkir tersebut. “Kemarin siang, kan kami sudah melakukannya,” ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Forum Warga Jakarta (Fakta), Azas Tigor Nainggolan mempertanyakan aliran uang dari pendapatan parkir itu. Kendatipun memperkirakan nilainya yang cukup fantastis. Setidaknya 1 lahan mencapai miliaran rupiah dalam sebulan. Pasalnya, masalah ini masih marak terjadi pada lokasi tertentu Ibu Kota.
-
Ketentuan Tarif Parkir dan Kejelasan Lahan Parkir
“Motor yang saya gunakan, saya parkir sekitar area parkir tidak resmi Grand Indonesia. Ketika pulang dan ambil motor, petugas juru parkir (jukir) liarnya meminta biaya parkir Rp10 ribu kepada saya. Ketika saya coba tawar Rp5 ribu, si jukir liar tidak mau dan tetap meminta saya membayar parkir motor seharga Rp10 ribu,” kata Azas Tigor Nainggolan melalui keterangan tertulis. Dengan kejadian ini beliau menghitung dan memperkirakan pendapatan Parkir Liar tersebut. Kemudian tidak ada kejelasan lahan parkir ini juga menjadi masalah.
-
Perkiraan Parkir Liar Grand Indonesia Rp 50 juta sehari
Melihat masalah pada kasus Grand Indonesia. Kemudian Azas Tigor pun menghitung pendapatan mereka. “Misalnya saja ada sekira 5 ribu sepeda motor setiap hari yang parkir, maka pendapatannya ada Rp 50 juta sehari. Selanjutnya yaa Rp 1,5 miliar sebulan. Terus Fantastis Rp 18 miliar dalam setahun,” ujarnya.
Bicara memarkir pada badan jalan kota Jakarta, kata dia, bukan lagi menjadi rahasia. Sebab, masalah ini pun membuat kelompok atau ormas saling bantai untuk mendapatkan jatah parkir badan jalan. Dia mengatakan bahwa kondisi ini sudah sering terjadi, bahkan beberapa tahun lalu di Kelapa Gading. Atau Cibubur pernah saling ribut dan berkelahi massal menyoal masalah tersebut.
Sumber : https://metro.tempo.co/